Tak Boleh Ketinggalan, BPD Harus Digitalisasi

  09-03-2023   |     Asbanda   Facebook   Twitter


Tak Boleh Ketinggalan, BPD Harus Digitalisasi

Padang, Arunala.com - Tantangan dalam industri perbankan khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) kini semakin kompleks pada tahun ini. Apalagi sepanjang tahun ini sampai tahun 2024 merupakan tahun politik.

"Tahun 2023 sampai tahun 2024 merupakan tahun politik. Tantangan politik bagi bank-bank daerah (BPD) sebuah tantangan yang real. Pasalnya, keterkaitan antara BPD dengan pemerintah daerah sangat krusial di tengah tahun politik ini," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Yuddy Renaldy saat talk show BPD se-Indonesia di Hotel Mercure Padang, Kamis (9/3).

Talk show dengan tema Tantangan dan Peluang BPD di Era Layanan Digital menghadirkan narasumber Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah OJK, Bambang Widjanarko dan Chairman Infobank Media Group, Eko B Supriyanto.

Talk show ini dimoderatori Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas (Unand) Dr Efa Yonnedi SE MPPM Akt.

Melihat kondisi demikian, Ia meminta selaku pimpinan BPD harus menjaga diri untuk berintergritas yang baik.

"Mau diberhentikan kapan saja yang penting integritas kita harus tetap dijaga," tuturnya.

Tantangan selanjutnya, kata Yuddy, di operasional BPD sendiri, suku bunga saat ini meningkat cukup tajam.

Ini menjadi tantangan pada operasional BPD. Dikarenakan cost of fund akan meningkat signifikan.

Peningkatan itu akan menekan net interest income (NII). Dan juga menekan bottomline pada laba bank.

"Jadi kita nggak bisa bicara pada tahun 2022 performance BPD sebaik kemarin. Tahun 2023 akan jauh berbeda. Karena kita harus menej terkait cost of fund pada bank kita sendiri," ungkap Direktur Utama Bank BJB ini.

Jadi dua hal itu, menurutnya, sambil juga melakukan langkah-langkah digitalisasi ke depan ini langkah yang harus dilakukan.

"Karena apa? Transaksi semua telah mengarah ke digitalisasi. BPD tidak boleh ketinggalan. Pasalnya, BPD merupakan organ-organ di daerah dimana organ-organ keuangan layanan perbankan itu harus dilakukan secara digital. Ini merupakan tantangan baru bagi BPD yang masih atau belum mengembangkan digitalisasi menjadi sangat penting ke depannya," tegasnya.

Ia mengatakan jika tidak mengembangkan digitalisasi, bank-bank daerah akan berada pada area yang berbeda dengan bank lain.

Ini akan berbahaya pada BPD tersebut. Sehingga perlu ada CAPEX terutama yang harus dijaga.

"Karena biar bagaimana pun mendigitalisasi bank itu memerlukan biaya besar dalam bentuk CAPEX dan OPEX," tuturnya.

Gubernur Sumbar diwakili Asisten II Setprov Sumbar Wadarusmen mengatakan layanan digitalisasi BPD saat ini sebuah keharusan.

Jika tidak melakukan inovasi digital, akan berbeda dengan bank lainnya dan lambat laun ditinggalkan nasabah.

"Kami berharap dengan inovasi digital dilakukan BPD akan mampu bersaing dengan bank Himbara dan bank nasional swasta lainnya. Tentunya dengan aplikasi dompet digital yang dihadirkan juga dapat merebut pasar-pasar bank digital," tutur Wadarusmen.

Ia mengatakan konsistensi kinerja keuangan BPD ditopang oleh pangsa pasarnya pemerintah daerah.

Sebab pemda melakukan pembayaran gaji maupun aktivitas keuangan pemda lainnya.

"Melihat kondisi saat ini, BPD perlu memperluas pasar agar layanan keuangan makin meluas. Dengan demikian, BPD akan terus menjadi motor penggerak ekonomi daerah," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Nagari Muhamad Irsyad mengatakan talk show ini termasuk rangkaian dari Undian Nasional Tabungan Simpeda yang akan diundi nanti malam (9/3).

Talk show tersebut menghadirkan dua narasumber berkompeten dibidangnya.

"Mudah-mudahan dengan talk show ini akan membuka cakrawala atas dunia perbankan dan digitalisasi. Sekaligus mendapatkan perkembangan terbaru akan layanan keuangan digital," harap Irsyad.

.

  Comments