BPD Siap Bertransformasi, Gelar Seminar 'Corporate Digital Culture: Digital Transformation Leader'
31-08-2023 | Asbanda Facebook Twitter
Asbanda menggelar seminar nasional BPD Seluruh Indonesia bertajuk 'Corporate Digital Culture Digital Transformation Leader' di Claro Hotel Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis, 31 Agustus 2023.
Sebagai tuan rumah dalam acara yang diadakan Asbanda ini adalah Bank Sulselbar, di mana acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Penarikan Undian Nasional Simpeda Periode I XXXIV 2023.
Direktur Utama Bank Sulselbar Yunis Suandi menyebut adalah hal yang pasti bila terjadi perubahan dalam perusahan. Terlebih di era digitalisasi seperti saat ini.
Ia menilai sekarang ini setiap perusahaan, tak terkecuali dunia perbankan, harus mampu bertransformasi digital. Meski begitu, ada tantangannya dan tidak semua transformasi bisa berhasil.
“Karena itu, setiap perusahaan harus memiliki corporate digital culture. Karena, transformaai itu bersifat top down, maka perusahaan harus memiliki digital transformation leader,” ungkap Yunis.
Ia berpendapat seminar bisa menjadi jadi ajang sharing yang sangat penting bagi BPD sehingga sukses melakukan transformasi digital. Ke depan, peran strategis BPD akan sangat penting bagi kemajuan ekonomi daerah.
"Saya berterima kasih kepada para pembicara dan moderator yang telah hadir dan memberikan sharing bermanfaatnya kali ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Supriyatno mengatakan selama sembilan tahun berkiprah di dunia perbankan BPD, ia telah melakukan banyak hal. Termasuk mendorong BPD mengikuti perkembangan digital.
Menurutnya, transformasi digital menjadi urgent diaplikasikan oleh BPD seluruh Indonesia. Pasalnya, transformasi digital diyakini akan menjaga BPD tetap tumbuh dan berkembang, serta menjadi soko guru di daerahnya masing-masing.
“Jadi, talkshow kali ini sangat bermanfaat dan penting bagi BPD se- Indonesia,” katanya lagi.
Dalam Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia ini, dihadiri juga secara daring keynote speech, Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurutnya, peran BPD sebagai pendorong ekonomi daerah sangat penting. Meski begitu, Dian tak menampik di tengah tantangan yang ada, BPD masih dihadapkan sejumlah tantangan.
Untuk itu, kata Dian, hal tersebut menjadi concern OJK untuk terus memajukan BPD ke depan. Menurutnya, transformasi digital bisa menjadi solusi untuk persoalan likuiditas BPD.
Langkah lainnya, BPD bisa melakukan pengembangan produk dan layanan digital, sehingga bisa menyasar lebih luas nasabah, dan bisa meningkatkan dana murahnya.
Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia dilajutkan dengan talkshow yang menghadirkan dua narasumber Arianto Muditomo Direktur Utama PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN) dan Eko B. Supriyanto Chairman Infobank Media Group.
Menurut Arianto, transformasi digital itu bukan soal teknologi, tapi bagaimana memberdayakan karyawan dan memuaskan pelanggan atau nasabah. Lalu, bagaimanakah hal itu bisa dilaksanakan dengan baik?
“Ada beberapa hal penting yang saya bisa sharing, di antaranya leader harus memiliki pemahaman digital dengan baik, transformasi yang dilakukan ditujukan bagi sumber daya manusia (SDM), harus mengembangkan digital talent, dan meningkatkan kecerdasan leader terkait digital,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, peran leader memang memiliki peran kunci bagi keberhasilan transformasi. Seorang leader di era saat ini, selain memiliki pemahaman digital, juga harus beradaptasi dengan budaya baru yang ada saat ini, dan tuntutan yang berbeda dari masa sebelumnya.
“Sedangkan untuk soal teknologi tidak menjadi prioritas utama, karena pengembangannya bisa dilakukan ataupun berkolaborasi dengan pihak ketiga," katanya.
"Pengembangan teknologi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, dan tentu harus bisa memuaskan nasabah,” ujarnya.
Sementara, Eko B. Supriyanto mengatakan, transformasi digital bukan sekadar teknologi. Lalu apa? Transformasi itu soal mindset, dan harus memperhatikan infrastruktur dan lingkungan yang ada.
Namun demikian, bukan berarti harus semuanya digital atau digital penuh. Karena, nyatanya banyak perusahaan digital dan startup maupun fintech yang mengalami kegagalan.
"Pasalnya niat dan filosofi pendiriannya ialah soal valuasi, kemudian berniat menjualnya dari valuasi itu," katanya.
"Pasalnya niat dan filosofi pendiriannya ialah soal valuasi, kemudian berniat menjualnya dari valuasi itu," katanya. (Harian Terbit)
.